Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Terserah Roda Malam

Lalu, kamu tertegun bersandarkan ragu, mengeluh disela-sela waktu. Dinding-dinding malam beserta lampu jalan adalah jelemaan masa lalu.  Menampik realita; manusia selalu sampai pada titik itu. Kamu yang menunggu datangnya gelap, kamu juga yang terjerembap. Di dalamnya, kamu hanya berpasrah. Terserah, kemana roda malam akan membawamu. Berpegangan erat pada bumi, menunggu datangnya terang. Membawa beban, melintasi malam.

Entahlah.

Rintik hujan pun turun di bawah naungan birunya langit, ataupun dari sebalik hamparan cahaya mentari. Memang seperti itu, tidak semua harus dimengerti. Terkadang, membiarkan ujung jarum terus berdetak adalah pilihan yang baik. Beberapa orang senang menyaksikan siang dilahap malam. Selebihnya memilih asap-asap keluar dari celah bibir. Apa yang membuatmu senang? Entahlah, senyuman itu batas antara harapan dan kenyataan. Di sini, terkaanku selalu begitu, semu. Angannya dialah salah satu. Semua ingin jadi alasan. Lalu, nanar setelahnya. Pun dengan alur pikirmu, nan sulit diterima akal.