Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

Ironi,

Dengan mengatas namakan kemeredekaan, Mereka berkicau semaunya. Kenyataan bukanlah sebuah acuan. Bisikkan-bisikkan tertiup angin, Singgahlah di kuping para pendengar. Punggung menyimak dalam senyap. Kemunafikan bersembunyi dibalik raut-raut wajah. Ah, pujian dijadikan kedok cacian. Nampak nista, Kapalmu karam di tengah lautan dosa. Namun dengan lantang memaki semesta. Ironi.

Sekilas,

Pantulan cermin memampang sebuah raga. Seketika, rindu masa sebelum dewasa, Kala dengan leluasa melemparkan canda tawa. Matahari hendak terbenam, Menuntun langkah untuk pulang. Lembar demi lembar terisi tinta, Goresan manis dari beberapa teman nan indah dipandang. Tak pernah luput dari akal pikiran, Kala putih-abu menjadi sebuah kebanggaan.

Yakinilah

Waktu menunjukan pkl 03:52 wib. Beberapa orang masih bergulat dengan hangatnya selimut. Ada juga yang memilih untuk menikmati dinginnya hembusan angin Bandung saat itu. Saya, memilih untuk tetap terjaga, sekedar ingin berbagi cerita dalam dunia maya. Ditemani segelas coklat panas, dan beberapa batang nikotin. Sengaja, agar tak terasa sepi disini. Suara langkah kaki terdengar samar dari sebalik pintu, langkah yang sudah tidak asing lagi ketika adzan subuh pertama hendak berkumandang. Ya, itu adalah suara langkah Ibu. Dengan pola tidur yang teratur, selalu memulai menjalani hari terlebih dahulu dari semua anggota keluarga kecilnya ini. Dimulai dengan membersihkan rumah, menyalakan mesin cuci, lalu merubah beras menjadi nasi adalah beberapa kegiatan Ibu sebelum sang fajar terbangun dari tidurnya. Sedangkan saya, seorang pemuda saat itu hanya terdiam diatas kasur kecil bersama mimpi-mimpinya. Menikmati lantunan lagu dan berdendang pelan mengikuti irama. Bukan, bukan tidak bergu