Di celah bumi, seorang lelaki berjalan bersama sebatang roko di tangannya. Terjerat perangkap malam, yang selalu datang bersama dengan sunyi. Langkahnya rapuh.. namun yang dia tau hanyalah melangkah dan terus melangkah. Sesekali dia menutup telinga. Bebannya terasa kian menderu-deru. Dipikulnya dengan dua buah pundak! Sampailah lelaki tersebut di persimpangan jalan. Tatapannya kosong. Untuk sebuah senyum pun ia masih enggan. Sebentar... apa yang dia pikirkan? Belum habis pertanyaan itu, dia jatuhkan sebatang rokok yang sudah habis membakar dirinya sendiri. Diinjakan kakinya sebelum dia kemudian berlalu. Kali ini, dia berhenti di bawah pohon besar. Disandarkannya badan yang nampak terkurai lemas. Lagi-lagi, sebatang rokok singgah di tangannya, sebelum mulutnya menghisap racun di dalamnya. Kemudian.. kepalanya tengadah memperhatikan langit sana. Kali ini dia tersenyum. Hay tuan, apa enaknya tenggelam dalam khayal? Sudahlah, rebahkan tangguhmu. Malam terlalu kejam untuk kau la
Menulis adalah cara berteriak dalam sunyi.