Sampailah lelaki tersebut di persimpangan jalan. Tatapannya kosong. Untuk sebuah senyum pun ia masih enggan. Sebentar... apa yang dia pikirkan? Belum habis pertanyaan itu, dia jatuhkan sebatang rokok yang sudah habis membakar dirinya sendiri. Diinjakan kakinya sebelum dia kemudian berlalu.
Kali ini, dia berhenti di bawah pohon besar. Disandarkannya badan yang nampak terkurai lemas. Lagi-lagi, sebatang rokok singgah di tangannya, sebelum mulutnya menghisap racun di dalamnya. Kemudian.. kepalanya tengadah memperhatikan langit sana. Kali ini dia tersenyum. Hay tuan, apa enaknya tenggelam dalam khayal?
Sudahlah, rebahkan tangguhmu. Malam terlalu kejam untuk kau lalui. Pejamkan saja mata itu.
Komentar
Posting Komentar