Malam menggeram,
Desau angin yang ringkih menyandarkan denyut nadi,
Langkah kaki samar terdengar.
Gelap kian menggumam, mengusik hening.
Memungut kata dalam senyap,
Rembulan pun hanya mengintip dibalik awan pekat.
Sunyi, janganlah kau memaki.
Disini, kita mencari-cari sebuah arti.
Mata, hendaklah kau terpejam.
Di ladang imajinasi sudah lelah berlari-lari.
Biarkan, raga enggan menopang diri.
Letakkan tangguhmu, bersiaplah menyambut kembali mentari.
Komentar
Posting Komentar