Mengusir kehadiran ragu dalam dekapan rembulan.
Jejak-jejak kecil ditinggalkan,
Debu bercengkrama saling beradu.
Namun deras-nya tiupan angin kerap kali mengganggu.
Keluh kesah berbisik dalam hati yang sunyi.
"Jangan menyerah, sebentar lagi".
Ucap kawan mencoba terus meyakinkan langkah.
Hembusan nafas saling berlomba, degup jantung terasa lebih cepat.
Sembari menyandarkan diri disebuah batu, kepala-ku tengadah memandang biru-nya semesta.
Lalu kembali berjalan...
Siang berganti malam,
Matahari diselingi bulan,
Terang dilahap gelap.
Hari ke-3, terasa cukup melelahkan.
Keringat sudah banyak terkuras, setiap tetesnya tersapu debu.
Namun semangat tak pernah surut,
Terus berjalan...
Hingga akhir-nya tiba di sebuah tujuan,
Pelawangan sembalun.
Tampak danau segara anak terpampang jelas dari sini.
Memandang lurus senandung awan.
Bercengkrama dengan nyaman,
Mengusir perlahan kehadiran lelah.
Hingga akhir-nya senja jatuh di ujung mata.
Pemandangan yang menakjubkan!
Terimakasih, Tuhan.
Termakasih, Rinjani.
Komentar
Posting Komentar