"Aaahhhh"
Sembari menggeliat, dengan mata yang sayup terpaksa harus terbangun dari tempat tidur.
Saat itu waktu menunjukan dini hari.
Beberapa orang mungkin sudah mengembara di alam mimpi-nya.
Beberapa orang mungkin juga masih memilih untuk menikmati dingin-nya angin malam.
Saya, harus terbangun dari tidur singkat seusai lelah menjalani rutinitas.
Setelah mengambil segelas air, dan beberapa cemilan untuk mengganjal perut,
Sembari menggeliat, dengan mata yang sayup terpaksa harus terbangun dari tempat tidur.
Saat itu waktu menunjukan dini hari.
Beberapa orang mungkin sudah mengembara di alam mimpi-nya.
Beberapa orang mungkin juga masih memilih untuk menikmati dingin-nya angin malam.
Saya, harus terbangun dari tidur singkat seusai lelah menjalani rutinitas.
Setelah mengambil segelas air, dan beberapa cemilan untuk mengganjal perut,
Saya memutuskan untuk mengisi kegabutan(ga ada kerjaan) dengan menulis.
Kali ini, rutinitas terasa tak bersahabat.
Letih, lelah, lesu, diiringi jenuh adalah hiasan yang mengiringi rutinitas-ku.
Semangat selalu tertinggal dirumah, luput dari daftar bawaan.
Ditambah hujan yang sedang gencar membasahi tanah kota.
"Semester 6, memang menjadi puncak kejenuhan di lingkungan perkuliahan".
Setidak-nya itu lah jawaban beberapa teman-ku yang juga setuju dengan apa yang aku ucapkan.
Memang, terdengar seperti pemalas mungkin. Atau lelaki yang tidak memiliki tanggung jawab.
Tapi, sesungguh-nya itu lah yang sedang saya rasakan.
Tidak seburuk yang kalian kira, mimpi-mimpi ku masih tetap terjaga.
Hanya butuh rehat sejenak,
Berbaring di ladang rumput yang luas, membiarkan angin menerpa raga,
Dengan mata terpejam, tanpa beban.
Atau, pergi ke sebuah bukit tinggi.
Dimana jauh dari hiruk-pikuk kemunafikan.
Dapat berteriak sekencang-kencang nya,
Sekedar untuk melepaskan lara.
Sebuah lagu mulai di mainkan untuk memecah keheningan.
Bon Iver menjadi pilihan dengan lagu-lagu nya yang terasa menyayat sepi.
Nada-nada minor mulai bergelantungan di dalam benak,
Terlintas sebuah bayang, yang terlalu fana untuk jadi nyata.
Ini-lah yang saya benci dari harus terjaga di sisa malam.
"Overthinking" adalah kata yang tepat untuk menggambarkan suasana saat itu.
Sesal, bertanya-tanya, terdiam, mengikuti setelah nya.
Semua nya bercampur menjadi satu racun yang mengalir ke setiap sudut akal pikiran.
Sendi-sendi terasa beku, hanya terlentang menatap langit-langit kamar.
Seakan ingin rasa-nya menentang kenyataan.
- Bandung, didalam kamar kecilnya.
Komentar
Posting Komentar